0

Perutusan Syeikh Rabi' Madkhali

Peringatan bagi Yahudi!!!

Oleh: Asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi Al Madkhali

Kepada umat (Yahudi) yang dimurkai, yang dikatakan oleh Allah:

فَبَاءُوا بِغَضَبٍ عَلَى غَضَبٍ وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ مُهِينٌ

“Maka mereka mendapat kemurkaan sesudah (mendapat) kemurkaan. Dan orang-orang kafir akan mendapat siksaan yang menghinakan.” (Al-Baqarah: 90).

Kepada umat yang rendah dan hina, (yaitu) umat yang Allah timpakan kepada mereka kerendahan dan kehinaan dengan sebab kekufuran mereka dan karena mereka membunuh para nabi.

وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ وَالْمَسْكَنَةُ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ
بِغَيْرِ الْحَقِّ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ

“Lalu ditimpakanlah kepada mereka kenistaan dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas.” (Al-Baqarah: 61)

Inilah sifat kalian yang menyebabkan kalian tertimpa kerendahan, kehinaan dan kemurkaan Allah. Tidak ada yang bisa membuat kalian bangkit kecuali berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, sampai hari ini dan sampai hari kiamat.

Tidak ada sandaran iman dan aqidah bagi kalian, dan tidak ada sandaran kejantanan serta keberanian bagi kalian. Terus menerus kalian berperang dari balik benteng, dan permusuhan di antara sesama kalian adalah sangat hebat. Sungguh sifat-sifat kalian yang buruk sangatlah banyak sekali. Di antaranya khianat, menipu, membuat fitnah, menyalakan api peperangan dan mengadakan kerusakan di muka bumi. Setiap kali kalian akan menyalakan api peperangan, maka Allah memadamkannya. Sesungguhnya sejarah kalian sangatlah hitam dan hal itu diketahui oleh seluruh umat.

Terhadap umat Yahudi ini, aku katakan dan tentunya setiap Muslim yang benar akan mengatakannya, janganlah kalian sombong, melampaui batas, dan tertipu dengan kemenangan palsu yang kalian usahakan. Demi Allah, sesungguhnya kalian tidak akan menang terhadap tentara Muhammad dan terhadap aqidah Muhammad, yaitu aqidah tauhid “La Ilaha Illallah”. Kalian tidak menang terhadap tentara yang dipimpin oleh Khalid bin Al-Walid, Abu ‘Ubaidah bin Al-Jarrah, Sa’ad bin Abi Waqqash, ‘Amru bin Al-Ash, An-Nu’man bin Muqarrin, yaitu orang-orang yang dididik di atas aqidah dan manhaj Muhammad. Mereka pun mendidik tentara mereka di atas hal itu. Mereka memimpin pasukan mereka untuk meninggikan kalimat Allah. Tak ada yang bisa menghentikan mereka meskipun pasukan yang lebih kuat dan hebat dari kalian seperti tentara-tentara Caesar dan tentara-tentara Qishra.

Kalian tidak akan menang terhadap para tentara yang keadaan, aqidah, dan manhajnya seperti ini, serta tujuannya adalah untuk meninggikan kalimat Allah. Kalian hanya menang terhadap para tentara yang datang belakang hari.

فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا

“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.” (Maryam: 59)

Kalian hanya menang terhadap pasukan yang kebanyakan mereka tidak meyakini aqidah Muhammad dan para sahabatnya, dan tidak mengikuti manhaj Muhammad dan tentara-tentaranya, serta tidak mempunyai tujuan yang merupakan tujuan jihad mereka.

Terhadap orang-orang yang seperti buih di lautan itu, kalian menang. Dan dengan sebab kelalaian dan kelemahan mereka berdiri negara kalian. Demikian juga kalian menjadi sombong di muka bumi dan kalian menyebarkan kerusakan di muka bumi.

وَقَضَيْنَا إِلَى بَنِي إسْرائِيلَ فِي الْكِتَابِ لَتُفْسِدُنَّ فِي الأرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنَّ عُلُوًّا كَبِيرًا * فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ أُولاهُمَا بَعَثْنَا عَلَيْكُمْ عِبَادًا لَنَا أُولِي بَأْسٍ شَدِيدٍ فَجَاسُوا خِلالَ الدِّيَارِ وَكَانَ وَعْدًا مَفْعُولا * ثُمَّ رَدَدْنَا لَكُمُ الْكَرَّةَ عَلَيْهِمْ وَأَمْدَدْنَاكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَجَعَلْنَاكُمْ أَكْثَرَ نَفِيرًا* إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لأنْفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ الآخِرَةِ لِيَسُوءُوا وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُوا مَا عَلَوْا تَتْبِيرًا

"Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Isra’il dalam kitab itu: “Sesungguhnya kalian akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kalian akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar.” Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepada kalian hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana. Kemudian Kami berikan kepada kalian giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami membantu kalian dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kalian kelompok yang lebih besar. Jika kalian berbuat baik (berarti) kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri dan jika kalian berbuat jahat maka kejahatan itu bagi diri kalian sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kalian dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuh kalian memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.” (Al-Isra’: 4-7)

Inilah sejarah kalian dan demikianlah perlakuan Allah terhadap kalian. Meskipun hal ini telah terjadi melalui tangan-tangan majusi, hal yang lebih dahsyat dari itu Insya Allah akan terjadi pada kalian melalui tangan-tangan pasukan Muhammad, pasukan Islam, sebagaimana yang diancamkan Allah kepada kalian karena kehinaan kalian dan rendahnya kalian di sisi-Nya.

وَإِنْ عُدْتُمْ عُدْنَا وَجَعَلْنَا جَهَنَّمَ لِلْكَافِرِينَ حَصِيرًا

“Dan jika kalian kembali, niscaya Kami kembali (mengadzab kalian) dan Kami jadikan neraka Jahannam penjara bagi orang-orang kafir.” (Al-Isra’: 8)

Dan kalian telah kembali, dan siksa Allah yang pedih akan kembali kepada kalian. Allah tidak akan menyelisihi janji-Nya. Dan akan melalui tangan-tangan pasukan Muhammad dan tidak melalui tangan-tangan anak-anak kalian dan anak-anak barat yang Nashrani dan materialis.

Janganlah kalian tertipu dan janganlah kalian sombong, maka demi Allah kalian tidak akan menang terhadap Islam dan terhadap pasukan Muhammad, Al-Faruq, Khalid, dan saudara-saudaranya dari tentara-tentara Allah dan tentara-tentara Islam.

Kepada Kaum Muslimin

Kepada seluruh kaum Muslimin baik penguasa atau rakyat, kelompok-kelompok, golongan-golongan, ulama-ulama dan orang-orang yang mempunyai wawasan, sampai kapan kalian condong kepada kehidupan yang rendah ini? Sampai kapan kalian hidup sebagai buih? Sampai kapan? Sampai kapan? Mana orang-orang yang berakal di antara kalian dan dimana ulama-ulama kalian? Dimana orang-orang yang punya wawasan di antara kalian? Dimana panglima-panglima tentara kalian?

Kalian telah mendirikan beribu-ribu sekolah dan universitas-universitas, apa hasilnya? Demi Allah, kalau tegak satu persen (1 %) dari sekolah-sekolah ini dan universitas-universitas ini di atas manhaj nabi baik secara aqidah, akhlak, pensyariatan yang bijak, sungguh dunia ini akan terang dengan cahaya iman dan tauhid, dan kegelapan kebodohan dan syirik serta bid’ah akan bercerai-berai. Karena kalian telah dikuasai oleh hal ini, jika sebagian universitas tegak di atas manhaj yang hak ini, orang-orang yang tidak senang dengan manhaj ini berusaha menyusup kepadanya. Dia mempengaruhi perjalanannya dan banyak mengubah arah perjalanannya. Hanya kepada Allah-lah aku mengadu.

Tidakkah kenyataan yang pahit ini mengharuskan kalian untuk melihat kembali manhaj-manhaj sekolah-sekolah kalian dan universitas-universitas kalian dan metode-metode pendidikan kalian. Apakah telah datang waktunya untuk memikirkan sungguh-sungguh dalam mengubah masalah-masalah ini dan mengubah sekolah-sekolah dan universitas-universitas itu sebagai kepala bagi bagian belakangnya dan untuk menegakkan manhaj-manhaj Islam yang benar yang diambil dari Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya dan manhaj salafus shalih. Demi Allah, akhir umat ini tidak akan baik kecuali dengan memakai sesuatu yang memperbaiki awal umat ini.

Ubahlah manhaj-manhaj yang umumnya tidak menghasilkan kecuali buih-buih. Dan tegakkanlah manhaj Rabbani di atas reruntuhannya, dimana tidak ada kebaikan, keberuntungan, kesuksesan bagi kalian di dunia dan akhirat kecuali dengan manhaj Rabbani itu, jika kalian menginginkan diri-diri kalian dan umat kalian mendapat kebahagiaan, kebaikan, dan pertolongan atas musuh, khususnya Yahudi yang Allah timpakan kehinaan dan kerendahan kepada mereka.

Dan terhadap penguasa kaum Muslimin khususnya. Sesungguhnya kalian menanggung tanggung jawab yang sangat-sangat besar:

Pertama: Berpegang teguhnya kalian dengan Kitabullah, sunnah Rasulullah, dan siroh para Khulafaur Rasyidin dalam aqidah kalian, ibadah kalian, politik kalian, dalam mengatur rakyat kalian, dan pendidikan mereka di atas semua itu. Dan kalian menanggung satu kewajiban dari Allah Rabb kalian untuk mengubah hukum-hukum yang berlaku yang terbelakang dan politik umat-umat kalian dalam seluruh keadaan kehidupannya secara agama dan dunia dengan Kitabullah dan sunnah Rasul-Nya dan para Khalifahnya yang terbimbing.

Sesungguhnya kalian adalah hamba-hamba Allah. Dan kalian hidup di atas bumi-Nya. Kalian makan, minum, dan berpakaian dari rezeki-Nya. Dan merupakan hak-Nya atas kalian, kalian mengibadahi-Nya, mensyukuri-Nya, menjadi kuat dengan agama-Nya dan syariat-Nya, kemudian kalian memegangnya dengan erat dan begitu juga rakyat-rakyat kalian berpegang erat dengannya. Manusia itu menurut agama raja-raja mereka. Sesungguhnya Allah mencegah perbuatan keji dengan kekuasaan yang tidak bisa dicegah dengan Al-Qur’an, sebagaimana dikatakan Kholifatur Rosyid ‘Utsman.

Kedua: Hendaknya kalian membentuk tentara-tentara Islam yang dididik di atas Al-Kitab dan sunnah, dan di atas asas tentara yang Islami dan untuk mewujudkan tujuan-tujuan, sasaran-sasaran tentara Muhammad .

Wajib kalian mendidik tentara Islam di atas aqidah dan manhaj Muhammad, Al-Faruq, dan Khalid bin walid, dan hendaknya kalian mendidiknya di atas tujuan-tujuan yang Allah gariskan kepada Muhammad dan para sahabatnya agar mereka menjadi tentara Allah yang hakiki, sehingga tidak akan terkalahkan.

وَإِنَّ جُنْدَنَا لَهُمُ الْغَالِبُونَ

“Dan sesungguhnya tentara Kami itulah yang pasti menang.” (Ash-Shoffat: 173)

Tidak di atas tujuan-tujuan duniawiyah dan syiar-syiar jahiliyah baik berupa kebangsaan, nasionalisme, dan kedaerahan, serta yang lebih jelek dari yang demikian. Insya Allah, apa yang menimpa kalian dan rakyat kalian telah mencukupi kalian dan rakyat kalian, baik yang berupa peremehan oleh umat yang rendah dan hina ini serta tantangan mereka terhadap kalian, kesombongan dan kecongkakan, dan perbuatan melampaui batas mereka atas kalian. Demi Allah, tidak ada yang menolak kejelekan dan kesombongan ini kecuali dengan berpegang teguh dengan Islam dan mendidik umat kalian dan tentara kalian di atas pokok-pokoknya, landasan-landasannya bersamaan dengan melunturkan semua syiar dan pemikiran dan keyakinan-keyakinan yang menyebabkan umat terjatuh pada kenyataan yang pahit ini.

Kepada Bangsa Palestina khususnya, wajib bangsa ini mengetahui bahwa Palestina tidak akan dibebaskan kecuali melalui tangan Faruq Islam, dan tentara-tentara Islamnya. Palestina tidak akan bebas dari kotoran-kotoran Yahudi kecuali dengan Islam yang hak yang dibebaskan melalui tangan Al-Faruq.

Dan sungguh kalian telah banyak bertahan, dan aku tidak mengetahui satu bangsa yang bersabar seperti kesabaran kalian. Akan tetapi banyak dari kalian tidak memikul aqidah Al-Faruq dan manhajnya. Kalau seandainya jihad kalian tegak di atas hal ini, maka sungguh masalah kalian akan hilang dan kalian akan mencapai kemenangan dan keberhasilan. Maka wajib atas kalian untuk menegakkan aqidah kalian, manhaj kalian, jihad kalian di atas kitabullah dan sunnah Rasul-Nya. Dan hendaklah kalian semua berpegang dengan tali (agama) Allah dan jangan berpecah-belah. Lakukanlah semua ini dengan kesungguhan dan keikhlasan di masjid-masjid kalian, di sekolah-sekolah kalian, di universitas-universitas kalian. Dan penuhilah semua itu –Insya Allah- sebagai perwujudan kemenangan yang memberikan hukuman kepada saudara-saudara kera-kera dan babi-babi.

Sesungguhnya penduduk Muslimin Negeri Syam mempunyai sebuah janji yang benar atas lisan Ash-Shadiq Al-Mashduq (orang yang benar dan dibenarkan) Nabi Muhammad, berupa kemenangan terhadap Yahudi dan Nashrani. Bersegeralah dengan sungguh-sungguh sehingga janjinya akan diwujudkan untuk kalian. Tanpa hal itu, tidak akan diperoleh kecuali kegagalan dan kerugian.

Maka demi Allah, masuknya Amerika, PBB, Kebangsaan, Nasionalisme yang dibenci tidak akan memberikan manfaat kepada kalian. Maka cepat-cepatlah menuju sebab kemenangan yang hakiki yang memberikan hukuman kepada mereka. Sungguh telah mencukupi pengalaman kalian yang banyak. Tidak akan bermanfaat dan tidak akan pernah bermanfaat sedikitpun bagi kalian. Dan janganlah kalian menjadi yang dikatakan:

Seperti unta di padang pasir yang terbunuh karena haus
Padahal air dibawa di punggungnya
Ya Allah, tetapkanlah perkara yang baik bagi umat ini sehingga wali-wali-Mu menjadi mulia padanya dan musuh-musuh-Mu menjadi terhinakan padanya.
Ya Allah, tinggikanlah kalimat-Mu dan muliakanlah agama-Mu dan muliakanlah kaum Muslimin dengannya.
Dan peganglah ubun-ubun mereka.
Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa
(*)

Diterjemahkan untuk Blog ulama sunnah dari Shaihatun Nazhar, karya As-Asy-Syaikh DR. Rabi’ Bin Hadi Al-Madkholi hafizhahullah. Diterjemahkan oleh saudara kami Abu Muhammad Miftah, dan beliau telah memberikan izin untuk menyebarkan terjemahannya ini. Semoga Allah membalas kebaikannya.
Read more
0

Demonstrasi

ikhwani fillah..

Demonstrasi AMAN sebagai tanda solidariti kita akan diadakan pada

hari : selasa 30/12/08
jam : 11.30 pagi
tempat : di hadapan bangunan tabung haji

berarak ke kedutaan amerika dan memorandum akan diserahkan..
usaha kecil kita ini diharap besar di sisi Allah..

‏لا تحقرن من المعروف شيئا ولو أن ‏ ‏تلقى أخاك ووجهك منبسط

"Janganlah kamu mencela apa jua perkara kebaikan (yang dilakukan) , walaupun hanya sekadar seseorang bertemu saudaranya dengan wajah yang senyum dan riang.."
( Riwayat Ahmad , dari hadis Jabir , no 19717 )
Read more
0

Muhasabah Cinta

Wahai pemilik nyawaku
Betapa lemah diriku ini
Berat ujian dari Mu
Kupasrahkan semua pada Mu

Tuhan baru ku sadar
Indah nikmat sehat itu
Tak pandai aku bersyukur
Kini ku harapkan cinta Mu

Kata kata cinta terucap indah
Mengalir berzikir di kidung do’a ku
Sakit yang ku rasa biar
Jadi penawar dosaku

Butir butir cinta air mataku
Terlihat semua yang Kau beri untukku
Ampuni khilaf dan salah selama ini
Ya Ilahi Muhasabat cintaku

Tuhan kuatkan aku
Lindungiku dari putus asa
Jika ku harus mati
Pertemukan aku dengan Mu

Read more
5

PERLUKAN KOMEN

Kepada pembaca yang budiman..

saya sedang re-construct blog saya yang sudah lama "berhabuk" ni...saya perlukan komen-komen dari segi warna blog..tulisan dan apa sahaja yang berkaitan dengan artikel dan appearance blog ini..jazakumullah semua..
Read more
1

"AMPU-sana AMPU-sini " vs IKHLAS DALAM AMAL

Oleh : Nik Mohd Abduh Ibn Nik Mhd Nor

Berkata Ibn ‘Umar: “Kami masuk kepada pemerintah kami, lalu kami berkata kepada mereka berbeza dengan apa yang kami cakap apabila kami keluar dari mereka...” Kata Ibn ‘Umar: “Kami dahulunya (zaman Nabi s.a.w) menganggap itu sebagai nifak (perbuatan munafik)….”

[HR. Al-Bukhari]

Pengampu kepada pemimpin sebenarnya telah mewarisi satu masalah hati iaitu nifak atau munafik yang mana sikap ini wajib dihindari. Menjadi pengampu kepada pemimpin bukan perkara baru bagi masyarakat kita hari ini kerana si pengampu akan menjadikan ampuannya sebagai periuk nasi kepada dirinya. Atau lebih teruk lagi, mereka mengampu pemimpin dengan tujuan untuk mendapatkan jawatan dan pangkat sekaligus membuatkan dirinya terkenal di mata masyarakat. Saya sebagai penulis melihat suasana ingin sebagai satu perkara yang amat serisu kerana, golongan ini hanya akan menyebabkan rapuhnya istitusi kepimpinan itu. Mari kita lihat contohnya. Sewaktu seruan jihad dilaungkan Baginda SAW, golongan-golongan munafik ini akan memberikan pelbagai alasan dan dengan bahasa mudahnya menanam tebu di tepi bibir. Setiap kata-kata yang ditaburkan indah belaka dan di saat kesusahan datang, dialah orang yang pertama akan melarikan diri. Mari kita lihat situasi golongan ini di zaman Baginda SAW dalam satu hadis sahih yang berbunyi :

Diriwayatkan oleh Abu Said Al-Khudri r.a:

‏أن رجالا من المنافقين في عهد رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏كانوا إذا خرج النبي ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏إلى الغزو تخلفوا عنه وفرحوا بمقعدهم خلاف رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏فإذا قدم النبي ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏اعتذروا إليه وحلفوا وأحبوا أن يحمدوا بما لم يفعلوا فنزلت ‏ ‏لا تحسبن الذين يفرحون بما أتوا ويحبون أن يحمدوا بما لم يفعلوا فلا تحسبنهم بمفازة من العذاب

"Pada zaman Rasulullah s.a.w orang munafik selalu tidak menyertai peperangan, malah mereka bergembira dengan sikap mereka tidak bersama Rasulullah s.a.w. Apabila Nabi s.a.w kembali, mereka mengemukakan berbagai alasan kepada baginda sambil bersumpah dan mengharapkan pujian terhadap apa yang mereka tidak lakukan. Lalu Allah s.w.t menurunkan ayat : Jangan sekali-kali engkau menyangka wahai Muhammad bahawa orang-orang yang bergembira dengan apa yang telah mereka lakukan itu dan mereka pula suka dipuji dengan apa yang mereka tidak lakukan, maka jangan kamu sangka mereka akan terselamat dari seksa "

[HR Muslim]

Mereka yang bersikap begini selalunya akan belot di waktu kegentingan melanda atau seperti mana yang digambarkan baginda SAW yang mana golongan munafik melakukan pembelotan dalam peperangan sebagaimana perang Uhud. Di dalam sebuah riwayat dari Zaid bin Thabit r.a :-

‏أن النبي ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏خرج إلى ‏ ‏أحد ‏ ‏فرجع ناس ممن كان معه فكان ‏ ‏أصحاب النبي ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏فيهم فرقتين قال بعضهم نقتلهم وقال بعضهم لا فنزلت ‏ ‏فما لكم في المنافقين فئتين

"Ketika Nabi s.a.w keluar ke peperangan Uhud, sebahagian daripada tentera yang mengikuti baginda membelot menyebabkan para sahabat menjadi dua pasukan. Sebahagian daripada para sahabat berkata: Kita akan membunuh mereka, manakala sebahagian lagi berkata: Kita tidak boleh membunuh mereka. Lalu Allah s.w.t menurunkan Ayat 'Yang bermaksud: Maka apakah yang menyebabkan kamu berpecah menjadi dua golongan kerana kaum munafik itu…."

Di suatu masa nanti, orang-orang kafir dan Munafik akan keluar dari Madinah untuk menemui Dajal. Diriwayatkan oleh Anas bin Malik r.a katanya: Rasulullah SAW bersabda:

ليس من بلد إلا ‏ ‏سيطؤه ‏ ‏الدجال ‏ ‏إلا ‏ ‏مكة ‏ ‏والمدينة ‏ ‏وليس ‏ ‏نقب ‏ ‏من ‏ ‏أنقابها ‏ ‏إلا عليه الملائكة صافين تحرسها فينزل ‏ ‏بالسبخة ‏ ‏فترجف ‏ ‏المدينة ‏ ‏ثلاث رجفات يخرج إليه منها كل كافر ومنافق

"Tidak ada negara (dalam dunia) melainkan akan dipijak (dilanda) oleh Dajal kecuali Mekah dan Madinah kerana setiap jalan dan lereng bukit dijaga oleh barisan Malaikat. Oleh itu Dajal akan turun (berhenti) di satu kawasan bernama Sibkhah (tanah kering lagi masin) maka Madinah bergegar sebanyak tiga kali, kemudian semua para Kuffar (orang kafir) dan para Munafik keluar dari Madinah menemui Dajal..."

(HR. Muslim)

Beginilah sikap pengampu yang dilabelkan Baginda SAW sebagai golongan munafik yang hanya akan meracuni sesebuah organisasi. Walaubagaimanapun, Baginda SAW telah menggariskan beberapa “hint” kepada kita untuk mengenali golongan ini. Hal ini disebut oleh dalam beberapa hadis riwayat Imam Muslim rahimahullah dalam kitab sahihnya yang berbunyi :

Hadis Abdullah bin Amru r.a katanya: Rasulullah SAW bersabda :

‏أربع من كن فيه كان منافقا خالصا ومن كانت فيه ‏ ‏خلة ‏ ‏منهن كانت فيه ‏ ‏خلة ‏ ‏من نفاق حتى يدعها إذا حدث كذب وإذا عاهد غدر وإذا وعد أخلف وإذا خاصم ‏ ‏فجر

"…Ada empat perkara jika sesiapa yang mempunyai empat perkara tersebut, maka dia merupakan orang munafik. Sesiapa yang bersifat dengan salah satu daripadanya bererti dia bersifat kemunafikan, sehinggalah dia meninggalkannya iaitu apabila bercakap dia berbohong, apabila membuat persetujuan dia mengkhianati, apabila berjanji dia menyalahi dan apabila berlaku pertikaian dia melampaui batas…."

(HR. Muslim)

Sikap lembut lidah dari sutera ini menyebabkan ramai pemimpin termakan dengan kata-kata golongan ini. Di hadapan pemimpin, apa sahaja sanggup dilakukan. Kata-kata manis dan janji-janji manis yang ditaburkan di hadapan pemimpin hanya akan tinggal tersisa apabila sesuatu yang dijanjikan datang dan menimpa sang pengampu tadi. Inilah barah yang menghantui diri kita…!

Sikap mengampu atau berbaik-baik dengan pimpinan atas tujuan tertentu merupakan sesuatu yang sangat tercela dan terbabas jauh daripada tuntutan syarak. Melalui pengalaman-pengalaman bekerja di bawah Non-Government Organizations (NGO), saya dapati perkara ini telah menjadi darah daging kepada sesetengah individu yang ingin dikenali ramai orang menggunakan jalan “short cut” dan ingin memegang sesuatu jawatan tanpa kelayakan. Hal amat serius dan ia akan membarah sekiranya golongan ini dibiarkan terus merayap di sekeliling institusi kepemimpinan atau lebih mudah lagi penyakit ini ibarat kanser payu dara yang tidak dirawat seawal mungkin yang hanya akan menyebabkan kematian kepada pesakitnya setelah keadaan menjadi terlalu parah. Jatuh bangun sesebuah institusi pemimpin bergantung kepada ikhlasnya mereka bekerja dan saling bergandingannya mereka dalam melaksanakan sesuatu agenda atau menguruskan sesuatu perkara.

Sang pengampu kebiasaannya akan menggunakan apa sahaja cara untuk mendapatkan sesuatu yang mereka ingini. Contohnya, mereka akan mendampingi para pemimpin setiap masa dan menjadikan dirinya seolah-olah individu penting dalam setiap perkara walaupun pada hakikatnya pemimpin tersebut tidak pun memerlukan dirinya. Dan, sebenar mereka tidak pun mempunyai kelayakan pun untuk memiliki sesuatu jawatan ataupun tempat dalam sesuatu organisasi. Sikap pengampuan ini akan muncul dan terserlah tatkala golongan ini mendapati terdapat ruang dan peluang untuk dirinya mencapai sesuatu contohnya dalam perebutan jawatan. Mereka tidak pun sedar bahawa diri mereka tidak layak, namun, apabila kehendak hati menguasi segalanya, apa pun yang dilakukan tidak terbatas kepada jalur-jalur syarak. Golongan yang layak diangkat adalah mereka yang cerdik, ahli ilmu dan berpengalaman. Bukannya yang menjaja nama dan kebaikan dirinya serta kelebihan-kelebihan yang ada pada dirinya supaya pemimpin termakan dengan kata-katanya dan terpengaruh “appearance”nya.

Ikhlaskanlah Dirimu..!

Menjadi satu kewajipan bagi setiap individu untuk melaksanakan sesuatu perkara ikhlas kerana Allah. Dalam ibadah, kita diminta untuk membersihkan hati kita daripada sifat Nifak dan mengambil kesempatan. Begitu juga dalam kita berorganisasi atau dalam kita bergaul denga para pimpinan. Sikap menangguk di air keruh adalah salah satu faktor pencemar dan pelumpuh sesebuah gagasan sesebuah institusi atau organisasi.

Antara lain yang disebut oleh Rasulullah SAW adalah golongan ini akan memperlihatkan kehebatannya di hadapan para pemimpin agar mudah mendapat sanjungan, kepercayaan dan mudah dikenali oleh mereka. Kepetahan bercakap dan kelunakan suara serta “kethiqahan” yang melampau di hadapan pemimpin selalunya menjadi bahan pemudah cara untuk mencapai matlamat dan hasratnya. Inilah yang diisyaratkan dan diibaratkan oleh sesetengah orang-orang muda masa kini, “Pijak semut pun tak mati…!!” Apakah wajar sikap ini diwarisi dan apakah tindakan yang perlu kita ambil bagi menasihati golongan ini?

Di samping itu juga, ada sesetengah mereka yang suka menyelinap bagaikan sang buaya yang ingin menangkap mangsanya. Apabila ada perjumpaan atau keramaian yang dihadiri oleh para pemimpin, beliau akan menonjolkan kehebatan dirinya dan akan cuba menenggelamkan orang lain di hadapan pemimpin. Hal ini akan menyebabkan pemimpin tadi hanya nampak kebaikan pada dirinya dan kelemahan pada diri orang lain. Ada juga di kalangan mereka yang menjadi kaki pengangguk kepala dalam setiap perkara yang dikeluarkan oleh pemimpin tidak kira ianya menyalahi syarak ataupun tidak. Secara idealistiknya, apabila mereka nampak akan kesalahan-kesalahan pemimpin. Mereka tidak pula menasihati mereka dan adakalanya menelan sahaja asalkan dirinya tidak terbuang atau tersisih.

Nabi s.a.w. apabila ditanya: "Seseorang yang berperang untuk mendapatkan harta rampasan, seseorang yang berperang agar dipuji dan seseorang yang berperang untuk memperlihatkan kehebatannya, siapakah di antara mereka yang berada di jalan Allah?” Rasulullah menjawab: Sesiapa yang berperang untuk meninggikan kalimah Allah (tertegak), maka dia berada di jalan Allah….”

(HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Rasulullah SAW bersabda : “…Tiga perkara yang menyelamatkan hati seseorang Muslim dari kedengkian: Ikhlas dalam beramal kerana Allah, menasihati penguasa dan komitmen dengan jamaah kaum Muslimin…”

(HR. Imam Ahmad)

Syeikhul Islam Ibn Taimiyah rahimahullah berkata:

Taat kepada Allah dan Rasul-Nya wajib bagi setiap Muslim, taat kepada penguasa merupakan penguat ketaatan kepada Allah. Barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasulnya dengan menjalankan ketaatan kepada penguasanya, pahalanya dijamin oleh Allah. Tetapi kalau taat kepada penguasa dalam hal-hal yang menguntungkan sahaja, bila diberi hal yang memenuhi kepentingannya ia taat dan sebaliknnya jika tidak diberi dia tidak akan taat, orang yang seperti itu pada hari akhirat tidak punyai bahagian (pahala)…

(Majmu’ al-Fatawa. 35/16-17)

Untuk itu, marilah kita sama-sama memuhasabah diri kita agar kita tidak termasuk di dalam golongan yang saya sebutkan sebentar tadi. Semoga Allah mengampuni diri saya dan setiap yang baik itu daripada-NYA dan yang buruk itu adalah dari kelemahan diri penulis. Raihlah keredhaan Allah dan hindarilah puji-pujian yang berlebihan kerana puji-pujian hanya akan membuatkan kita lupa dan lalai pada-NYA.

Read more
1

Aslaafuna - The Golden Era -

SAINS DAN ISLAM : JASA YANG SERING DILUPAKAN



Oleh : Nik Mohd Abduh Nik Mhd Nor

Barangkali jika disebut nama John Dalton, Robert Hooke, Robert Koch, Alexander Graham Bell, dan lain-lain tokoh barat pasti kita semua mengenali mereka. Apatah lagi buku-buku Sains PMR, SPM dan di mana-mana universiti di negara kita pun didapati termuatnya gambar-gambar dan jasa-jasa para tokoh ini. Hal ini seolah-olah memberikan isyarat kepada kita semacam tidak pernah wujud tokoh-tokoh saintis dari kalangan Muslim. Bagi mereka yang tidak gemarkan Sains, usahkan ditanya nama-nama tokoh saintis Islam, bahkan tokoh-tokoh barat di atas pun besar kemungkinan mereka tidak mengenalinya. Bahkan anak muda kini lebih tahu siapa itu Christiano Ronaldo, Abrahamovich dan Gerrard yang tidak menyumbangkan sedikit pun usaha-usaha pembangunan tamadun manusia berbanding tokoh-tokoh Muslim dalam bidang sains. Satu hakikat yang tidak dapat disangkal dan perlu kita ketahuinya adalah Islam pernah merajai dunia Sains dan perubatan suatu masa dahulu. Islam pernah menjadi pelopor kepada penemuan-penemuan baru. Islam juga menjadi rujukan dunia bahkan para saintis barat tidak terlepas daripada mencedok ide-ide para saintis Islam. Islam pernah gah di mata dunia! Persoalannya, adakah kita semua tahu akan hal ini? Menjadi Homo Islamicus (Manusia Islam) hanya pada nama tidak membawa apa-apa erti buat kita sekiranya kita sendiri tidak berminat mengkaji dan mendalami sejarah dan jasa para tokoh-tokoh Islam baik dalam dunia Sains mahupun bidang-bidang lain.

Dalam karya Michael, seorang sarjana Yahudi dalam bukunya The 100: The Most Influential Persons in History, beliau telah meletakkan Nabi Muhammad (SAW) sebagai orang yang paling berpengaruh dan mampu menyatukan bangsa arab yang cukup terkenal dengan perpecahan, pergaduhan, fanatik bangsa dan kesukuan. Nabi Muhammad SAW yang diketahui umum sebagai ummi – tidak tahu membaca atau menulis – sebenarnya merupakan tokoh sains yang sangat agung. Pelbagai komentar yang diberikan oleh tokoh saintis barat terhadap Rasulullah SAW.

Joe Leigh Simpson berkata : "... these Hadeeth (sayings of Muhammad) could not have been obtained on the basis of the scientific knowledge that was available at the time of the 'writer'. It follows that not only is there no conflict between genetics and religion (Islam) but in fact religion (Islam) may guide science by adding revelation to some of the traditional scientific approaches. There exist statements in the Qur'an shown centuries later to be valid which support knowledge in the Qur'an having been derived from God…."

“..hadith-hadith ini (kata-kata Muhammad) tidak dapat dicapai berdasarkan ilmu saintifik itu yang sesuai pada waktu 'penulis'(Muhammad SAW) tersebut. Bukan sahaja tiada pertembungan antara genetik dan agama (Islam) bahkan sebenarnya agama (Islam) mampu membimbing sains dengan penambahan pendedahan kepada beberapa pendekatan-pendekatan saintifik tradisional. Di sana wujud kenyataan-kenyataan dalam Qur'an dibuktikan sahih pada abad-abad terkemudian yang mana ( kemudiannya) menyokong ilmu pengetahuan dalam Al-Qur'an adalah daripada Tuhan…”

(Abdul Majid Zindani’s Tape – This Is The Truth on Joe Leigh Simpson, Professor and Chairman of the Department of Obstetrics and Gynaecology, Baylor College of Medicine, Houston, Texas, USA)

Alfred Kroner ketika mengemukakan beberapa teori berkenaan penciptaan alam memberikan konklusi bahawa : ".. If you combine all these and you combine all these statements that are being made in the Qur'an in terms that relate to the earth and the formation of the earth and science in general, you can basically say that statements made there in many ways are true, they can now be confirmed by scientific methods, and in a way, you can say that the Qur'an is a simple science text book. And that many of the statements made in there at that time could not be proven, but that modern scientific methods are now in a position to prove what Muhammad said 1400 years ago..."

“..Jika anda menggabungkan semua ini dan anda menggabungkan semua kenyataan-kenyataan ini yang dibuat dalam Qur'an tentang hal yang berkaitan bumi dan pembentukan bumi dan sains secara umumnya, pada asasnya anda boleh katakan bahawa kenyataan-kenyataan dibuat di sana adalah kebanyakannya benar, ianya sekarang ini disahkan oleh kaedah-kaedah saintifik, dan dalam sebahagian hal, anda boleh mengatakan bahawa Qur'an merupakan sebuah buku teks sains yang mudah. Dan (walaupun) banyak lagi kenyataan-kenyataan dibuat pada masa itu (masih) tidak dapat dibuktikan, tetapi kaedah-kaedah saintifik moden sekarang berada dalam fasa membuktikan apa yang Muhammad katakan 1400 tahun yang lampau..”

(Abdul Majid Zindani’s Tape – This Is The Truth on Alfred Kroner Professor of the Department of Geosciences, University of Mainz, Germany)

Tejatat Tejasen juga pernah berkata : "..In the last three years, I became interested in the Qur'an. From my studies and what I have learned throughout this conference, I believe that everything that has been recorded in the Quran 400 years ago must be the truth, that can be proved by the scientific means. Since the Prophet Muhammad could neither read nor write, Muhammad must be a messenger who relayed this truth which was revealed to him as an enlightenment by the one who is eligible creator. This creator must be God, or Allah. I think this is the time to say La ilaha illa Allah, there is no god to worship except Allah (God), Muhammad Rasulullah, Muhammad is Messenger of Allah. The most precious thing I have gained from coming to this conference is La ilaha illa Allah, and to have become Muslim."

(Abdul Majid Zindani’s Tape – This Is The Truth on Tejajat Tejasen - Chairman of the Department of Anatomy and is the former Dean of the faculty of Medicine, University of Chiang Mai, Chiang Mai, Thailand)

Semasa keberadaan Nabi Muhammad SAW, empayar Islam masih lagi belum meluas, namun, sudah ternampak tanda-tanda bahawa Islam akan menguasai dunia dan membentuk tamadun yang paling agung. Hanya 80 tahun selepas kematian Baginda SAW, orang Islam telah berupaya menyeberangi Eropah untuk memerintah Sepanyol lebih daripada 800 tahun. Walaupun memerintah dan menguasi Eropah, orang-orang Islam tetap memelihara budaya-budaya masyarakat yang sudah pun wujud pada ketika itu. Tetapi apabila Empayar Islam menjadi lemah, kebanyakan hasil kerja saintis Islam dalam dunia sains dimusnahkan sekelip mata sahaja. Orang-orang Mongol Baghdad (1258 M) dari kalangan Barbarisme, dan Spaniards telah merobohkan kebanyakan warisan Islam di Sepanyol dengan penuh kebencian. Kemegahan Sains dan sejarah yang dibina berabad lamanya musnah dalam sekelip mata. Namun, sejarah ini tidak pun diketahui oleh generasi kini dan Sepanyol yang suatu ketika dahulu menjadi kebanggaan Umat Islam kini tinggal kenangan.

EMPAYAR ISLAM DAN PERKEMBANGANNYA

Empayar Islam untuk lebih daripada 1000 tahun merupakan empayar yang kekal termaju dan paling bertamadun di dunia. Ini kerana ajaran Islam menegaskan pentingnya institusi pengajian, melarang kepada kemusnahan, menjaga kehormatan, dan sangat bertoleransi dengan agama-agama lain. Perkembangan dunia Sains dalam Islam melalui beberapa fasa dan peringkat. Peringkat pertama adalah fasa penterjemahan karya-karya luar kepada Bahasa Arab dan ianya berlaku sekitar abad ke-7 dan ke-8. Kemudiannya disusuli dengan zaman kecemerlangan sains yang dipelopori oleh saintis-saintis Muslim dan mereka telah membuka dimensi baru dalam sains dan menghasilkan penemuan-penemuan baru dalam bidang sains dan perubatan khususnya. Peringkat ke-3 adalah fasa kemunduran dan kejatuhan dunia sains yang dipelopori orang-orang Islam bermula selepas abad ke-13. Di peringkat pertama, semangat tinggi orang-orang Islam yang inginkan ilmu dan galakan daripada Khalifah Makmun Al-Abbasi ketika itu telah memangkin mereka untuk menterjemahkan karya-karya intelektual Galen, Hippocrates, Rufus Ephesus, Oribasius, Discorides dan Paul Aegina. Semua tulisan-tulisan berkenaan sains perubatan, fizik dan lain-lain hasil karya Yunani diterjemahkan ke dalam bahasa Arab di Damsyik, Kaherah, dan Baghdad. Pada ketika itu, Bahasa Arab menjadi Bahasa Antarabangsa dalam dunia pembelajaran dan diplomasi. Pada ketika itu juga, Baghdad telah digelari sebagai “The Capital of The Scientific World” – Kota Ilmu Sains Dunia.

ISLAM DAN KEGEMILANGAN DUNIA SAINS

Victor Robinson ketika menceritakan tentang Dark Ages berkata, “..Europe was darkened at sunset, Cordova shone with public lamps: Europe was covered with vermin, Cordova changed its undergarments daily: Europe lay in mud, Cordova's streets were paved; Europe's palaces had smoke-holes in the ceiling, Cordova's arabesques were exquisite; Europe's nobility could not sign its name, Cordova's children went to school; Europe's monks could not read the baptismal service, Cordova's teachers created a library of Alexandrian dimensions."

"…Eropah bergelap pada waktu malam sedangkan Cordova bercahaya dengan lampu. Eropah kotor sedangkan Cordova membina 1,000 tempat mandi. Eropah dipenuhi serangga sedangkan penduduk Cordova menukar pakaian dalam mereka setiap hari. Eropah dipenuhi selut sedangkan jalan-jalan di Cordova bertar. Istana di Eropah dipenuhi lubang asap di bumbung sedangkan bangunan-bangunan di Cordova tersergam indah. Tokoh-tokoh Eropah tidak tahu menandatangani nama sendiri sedangkan anak-anak di Cordova sudah ke sekolah. Tokoh-tokoh agama di Eropah tidak tahu membaca risalah Kristian sedangkan ulama Islam di Cordova membina kutub khanah yang besar."

(Victor Robinson - The Story Of Medicine, m/s 164)

Abad ke-8 hingga 12 merupakan abad gelap bagi para saintis Kristian. ‘Satanic deeds atau Evil Deeds’ merupakan slogan kepada para paderi Kristian dan penganutnya untuk menghalalkan darah para pengkaji dan ahli Sains. Bagi penganut Kristian, Sains merupakan ilham dari syaitan kepada manusia. Ramai saintis barat telah dibunuh dan tidak kurang juga antara mereka dipenjarakan Pemikiran masyarakat Kristian pada masa tersebut sangat kuno dan sempit. Fanatiknya mereka terhadap agama mereka dengan tafsiran yang sempit menyebabkan para paderi menganggap penemuan-penemuan baru dalam Sains atau teknologi telah mengakibatkan berlakunya pencemaran minda dan falsafah agama. Berbeza dengan masyarakat Islam ketika itu, perkembangan ilmu Sains dan penemuan-penemuan baru dalam Sains merupakan kebanggaan para ahli Sains Islam. Abad ini merupakan abad di mana pengaruh Islam berada pada kemuncaknya. Sains dan Islam ibarat air yang dicincang tidak akan putus. Pelbagai penemuan-penemuan baru berjaya dihasilkan bahkan ribuan kitab Sains berjaya dikumpulkan pada masa tersebut. Di Sepanyol, Islam merupakan contoh terbaik kepada tamadun manusia ketika itu. Kemajuan dan perkembangan teknologi Sains ketika itu menjadi rujukan kepada seluruh dunia.

Pada abad ke-9, Hunayn ibn Ishaq menterjemahkan ke dalam bahasa arab sebilangan karya Galen dan karya-karya Galen telah menjadi rujukan pada ketika itu, walaupun kesemuanya adalah dalam bahasa arab. Beliau telah berjaya menterjemah karya-karya Galen kepada 95 Syiriac dan 34 Arabic versions. Pada abad itu juga, “Standard Etika Ahli Fizik” yang pertama telah direkodkan dan disimpan oleh Ishaq ibn Ali Rahawi, yang mana beliau telah menulis Adab al-Tabib / The Conduct of Physician. Selain itu juga, muncul juga seorang ahli ilmu Islam yang bernama Ibn al-Nafis. Beliau seorang doktor dan pakar bedah pada abad tersebut. Apa yang mengejutkan dunia Sains pada ketika itu adalah beliau telah menghasilkan teknik pembedahan dan perawatan selepas pembedahan yang baru. Dan dalam kajiannya, beliau mendapati darah beredar antara jantung dengan paru-paru (Pulmonary Circulation). Kajian ini membetulkan kesilapan teori Galen Yunani yang telah berabad lamanya digunakan oleh para Saintis.

“The Golden Era” merupakan zaman paling gemilang buat Tamadun Islam kerana pada waktu itu, begitu ramai saintis Islam telah lahir dan antaranya adalah Jabir Ibn Haiyan (803), Mohammad Bin Musa al-Khawarizmi (840), Yaqub Ibn Ishaq al-Kindi (800), Thabit Ibn Qurra (836), Ali Ibn Rabban al-Tabari (838), Abu Abdullah al-Battani (858), Al-Farghani (860), Mohammad Ibn Zakariya al-Razi (864), Abu al-Nasr al-Farabi (870), Abul Hasan Ali al-Masu'di (957), Abu al-Qasim al-Zahrawi (936), Abul Wafa Muhammad al-Buzjani (940), Abu Ali Hasan Ibn al-Haitham (965), Abu Raihan al-Biruni (973), Ibn Sina (980), Omar al-Khayyam (1044), Abu Hamid al-Ghazali (1058), Abu Marwan Ibn Zuhr (1091), Al-Idrisi (1099), Ibn Rushd (1128), Ibn al-Baitar (1248), Nasir al-Din al-Tusi (1201), Jalal al-Din Rumi (1207,) Ibn al-Nafis (1213), Ibn Khaldun (1332) dan ramai lagi.

“...Hampir lapan ratus tahun mereka berada di bawah pemerintahan Islam, Umat Islam Sepanyol menjadi teladan kepada masyarakat Eropah. Sebagai sebuah negara yang bertamadun tinggi dan berilmu, kemajuan dalam bidang seni, sastera dan sains di Sepanyol tidak ada tolok bandingnya di Seluruh Eropah. Penuntut-penuntut datang dari negeri Perancis, Jerman dan England untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang hanya ada di bandar-bandar negara orang Islam seperti di Sepanyol. Dalam bidang Matematik, Ilmu Falak, Sains Hayat, Sejarah, Falsafah dan undang-undang semuanya hanya dimonopoli dan dikuasai oleh Sepanyol sahaja.”

(Draper, 1979: Jil. 1)

Tamadun Islam ketika itu merupakan tamadun yang tersohor yang tiada tolok bandingnya. Perubatan Islam merupakan salah satu kepada bukti gahnya tamadun Islam pada waktu itu. Orang Islam ibarat lampu suluh kepada penyelidikan saintifik antarabangsa. Pada zaman inilah juga terdapat ratusan hospital didirikan oleh pemerintah Islam ketika itu antaranya adalah Hospital An-Nuri dan nama hospital ini diberikan oleh Sultan Nuruddin Az-Zanki pada tahun 1156 M. Sultan Nuruddin pada waktu itu telah menghadiahkan perpustakaan yang dipenuhi dengan karya-karya dan buku-buku sains bagi menggalakan lagi para pelajar dan para doktor di situ mendalami ilmu sains dan perubatan. Hospital ini yang pada asalnya didirikan atas dasar memenuhi keperluan ubat-ubatan dan peralatan perubatan semasa Peperangan Salib kemudiannya bertukar menjadi First Class Hospital dan First Medical School di Damsyik. Hospital ini telah bertahan selama 7 abad dan telah melahirkan begitu ramai saintis dan doktor-doktor Islam antaranya adalah Ibnu Nafis yang berjaya mendedahkan penemuan barunya tentang Pulmonary Circulation. Ia merupakan antara hospital Islam terawal dibina di Damsyik.

Di Baghdad, Khalifah Harun Ar-Rasyid (786-809 M) telah mengarahkan cucu kepada doktor peribadinya Ibn Bahtishu untuk membina sebuah hospital yang diberi nama Baghdad Hospital. Hospital ini telah menjadi pusat perubatan yang termaju dan menjadi tumpuan para doktor Islam dan Kristian membuat kajian di sana. Pada zaman pemerintahan Khalifah Muqtadir, beliau telah mendirikan 2 buah hospital pada tahun 918 M yang diberi nama As-Sayyidah Hospital dan Muqtadir Hospital. Selain itu, di Mesir, Ibnu Thulun telah membina Fustat Hospital pada tahun 872 M. Di Tunisia, Raja Ziyadatullah I telah membina Al-Qaryawan Hospital di tengah-tengah bandar Al-Dimnah. Di Sepanyol pula, sebuah hospital yang menjadi rujukan dan tumpuan utama para doktor telah dibina oleh Raja Muhammad Ibnu Yusuf adalah The Granada Hospital bersempena dengan nama bandar Granada. Namun, hospital ini akhirnya hilang fungsinya setelah kejatuhan Granada pada tahun 1492 M. Hospital-hospital yang disebutkan di atas adalah hospital utama dan menjadi rujukan pada doktor dan saintis Islam dan bukan Islam melakukan kerja-kerja mereka.

Ke Mana Kita dan Di Manakah Kita?

Mengenang sesuatu yang hebat tentang masa lampau memang menyeronokkan dan membanggakan. Apatah lagi “mereka” pernah menguasai dunia dan menjadi pemimpin dalam semua bidang. Namun sejauh manakah kita mampu menjadi seperti mereka? Mereka telah pergi dan siapakah yang akan menggantikan mereka? Umat ini akan terus ketandusan sekiranya kita masih lagi diulit mimpi-mimpi semalam. Fikir-fikirkan lah..

Read more
3

insyaAllah

Assalamualaikum..mohon maaf kepada semua yang bertanya tentang blog ini...insyaAllah..saya akan menulis semula di kesempatan waktu yang terluang..insyaAllah..
Read more
6

AYAT-AYAT CINTA THE MOVIE


إن السيدة "عائشة" كانت تقول :

" ما غرت على أحد من نساء النبي – صلى الله عليه وسلم – ما غرت على "خديجة" وما رأيتها ، ولكن كان النبي – صلى الله عليه وسلم –يكثر من ذكرها وربما ذبح الشاة ثم يقطعها أعضاء ثم يبعثها في صدائق خديجة فربما قلت له كأنه لم يكن في الدنيا إلا خديجة، فيقول إنها كانت وكان لي منها ها ولد


Bahawa Aisyah berkata: Aku tidak cemburu ke atas seorang pun daripada isteri-isteri Rasulullah sebagaimana aku cemburu terhadap Khadijah. Rasulullah selalu menyebutnya , dan kadangkala apabila Rasulullah menyembelih kambing, dia akan memotong sebahagian daripada kambing itu lalu dihantarkannya kepada kawan-kawan Khadijah. Mungkin aku pernah berkata kepadanya : "..seolah-olah di dunia ini tiada orang lain selain Khadijah!" Maka Rasulullah menjawab: Sesungguh antara kami, kami dikurniakan anak...

Apakah Rahsia Cinta Mereka...?


Read more
1

Usul vs Furu'..Tahniah UZAR..!

Saya mengucapkan tahniah kerana pihak berwajib yang bersungguh melaksanakan etika sebegini. Namun sudah pasti di zaman kerosakan akhlak dan kebanjiran masalah sosial ini, pelaksanaan etika ini akan dilihat PELIK, JANGGAL, ZALIM dan pelbagai lagi.

Bagi mereka yang ingin membaca hujjah lanjut saya dalam hal ini, anda boleh membaca di artikel berikut :-

1) Aurat Wanita : Apa Sudah Jadi?

2) Dilema Aurat Wanita Bekerja & Suami Nusyuz

3) Suami & Lelaki Dayus

Bagi mereka yang memahami Islam dari sumber yang sohih, ia tidak pelik sama sekali malah tepat sekali terutamanya di waktu wanita keluar bekerja.

Sabda Nabi s.a.w :-

إن الإسلام بدأ غريبا وسيعود غريبا كما بدأ

Ertinya : Sesungguhnya Islam dahulu datanag dalam keadaan asing, dan ia akan kembali semula dalam keadaan yang dilihat asing" (Riwayat Muslim)

Al-Qadhi ‘Iyadh mengulas bahawa di waktu Islam muncul dahulu, ia hanya diamalkan oleh sebilangan kecil pengikut, justeru ajaran-ajarannya dilihat begitu pelik dan asing dari kebiasaan masyarakat Jahiliyyah, kemudian Islam tersebar luas di seluruh dunia. Sesudah itu, semakin ramai yang akan culas dari ajaran Islam sehingga Islam tidak diamalkan kecuali oleh sedikit manusia sahaja. Tatkala itulah kumpulan yang ingin dan telah mengamalkan Islam AKAN DILIHAT BEGITU PELIK oleh si Jahil, munafiq dan kafir yang merupakan majoriti.

Lorong dakwah manakah patut diambil?

Inilah yang saya kira akan berlaku kepada usaha kerajaan Kelantan yang ingin melaksanakan etika aurat ini. Pasti ramai yang akan mengecilkannya dari kelompok yang telah saya sebutkan di atas.

ISU REMEH SAHAJA

Tidak kurang juga ada yang mengutuk usaha Kelantan ini sebagai usaha yang sangat kecil dan meninggalkan priority. Tidak berbaloi, ranting dan lain-lain. Jika berjaya, ia kejayaan remeh, demikianlah kesimpulan yang lahir dari minda si pengkritik.

Saya teringat, ketika saya muncul secara ‘live' di RTM 1 sekitar sebulan lepas membicarakan persoalan harta dan pendapatan syubhat dalam urusan kewangan harian, ada seorang pemanggil yang saya tidak pasti ingin bertanyakan soalan atau memberikan pandangan. Individu yang bertanya itu berkata : "Bukankah isu yang sedang kita bincangkan ini hanya isu ranting, malah banyak lagi isu besar yang patut dibincang..bla bla bla.."

Itulah point utama komennya, ia seolah-olah tidak puas hati kerana kononnya kami membuang masa membincangkan perkara ranting, meninggalkan perbincangan hal besar dan usul. Panjang jika saya ingin mengulas benar-benar, namun cukuplah saya katakan, adakah anda faham apa itu ranting dan usul? Sebenarnya isu harta haram ini bukan isu ranting bahkan ia isu usul dan kekal pengharamannya sehingga hari kiamat. Malah ia memberI kesan kepada seluruh system iman dan nilai seseorang sebagaimana hadis nabis.a.w yang telah banyak saya perkatakan sebelum ini. Demikian juga isu aurat dan zina. Selain itu, ingin saya tegaskan sikap sombong dan besar diri beberapa individu yang ‘kononnya' merekalah juara dalam isu besar dan usul sehingga memperkecilkan kerja dan usaha baik orang lain. Sikap ini perlu dijauhinya sama sekali.

Benar, saya selalu mendengar kutukan dari satu pihak terhadap usaha kebaikan Islam yang cuba dilakukan oleh pihak lain hanya kerana kononnya ia isu kecil dan ranting. Lalu diikuti kutukan itu dengan merendah-rendahkan tugasan dan usaha yang dilakukan. Ia tidak sama sekali dari cara Islam.

TIADA DAKWAH MELAINKAN DENGAN BERPOLITIK KEPARTIAN?

Samalah juga dengan mereka yang berjuang Islam melalui sesuatu paltform, akan memperkecilkan usaha dakwah pendakwah LAIN YANG TIDAK melalui wadah yang sama dengan mereka. Sebagai contoh, kerap kita lihat kejumudan minda beberapa individu yang berjuang Islam melalui politik kepartian, lalu diremeh dan dikutuk semua yang tidak berjuang Islam melalui politik secara terangan seperti mereka. Dicemuh kononnya ‘tercicir' dari jalan dakwah. Apa mereka ingat dakwah itu khas buat mereka, tertipu sungguh mereka dengan permainan perasaan oleh Syaitan.

Astagfirullah, tidak sedarkah mereka ia satu penyakit ‘ujub dan merasa diri hebat dengan jalan perjuangan itu. Memperjuangkan Islam punyai cara yang amat luas dan pelbagai, tidak perlu semua mengikuti rentak dan cara yang sama, kaedah perlu di pelbagai sesuai dengan kumpulan sasaran. Bahkan berjuang Islam melalui politik kepartian itu sendiri amat luas skopnya, dan bukan hanya dengan berterus terang sebagai ahli atau pimpinan parti tertentu. Berceramah di musim pilihanraya atas pentas, berdemontrasi aman, menyerah memorandum, mengulas isu politik kapartian dengan terus terang dan lain-lain atas nama parti. Inilah sahaja yang dikategorikan 'berani' dan 'berjuang Islam' oleh segelintir mereka.

Kita dapat lihat di zaman ini, begitu ramai ulama berperanan walaupun tanpa komit dengan parti politik kepartian tertentu. Seperti Syeikh Dr. Yusuf Al-Qaradawi, Syeikh Dr Wahbah Az-Zuhayli, Dr Ramadhan Al-Buti dan ramai lagi. Buku tulisan mereka, kertas kerja pembetangan mereka tersebar seluruh dunia dan dimanfaatkan oleh kawan dan lawan, berparti dan tidak berparti.
Tidak dinafikan ramai juga yang mengambil jalan politik kepartian seperti Syeikh Dr. Abdullah Azzam, Dr Muhd Abu Faris, Syeikh Dr Hammam Sa'id dan lain-lain. Justeru kedua-duanya cara dan kaedah punyai faedah dan kelebihan masing-masing, menafikan usahakan kedua-dua cara adalah KEJAHILAN yang menyedihkan.

Apa yang penting untuk difahami, biarlah setiap orang berjuang dengan cara mereka. Anda tidak tahu manakah yang lebih utama, berjasa dan lebih ikhlas di sisi Allah swt. Ada yang berjuang Islam melalui politik, teruskan. Ada mengambil jalan akademik, ada yang ikuti jalan NGO, korporat, motivasi, sekolah, tadika, menyediakan perniagaan dan makanan halal dan lain-lain. Setiap satu melengkapi antara satu sama lain. Mana yang terbaik di sisi Allah?, ia bergantung kepada dalaman, usaha bersungguh dan keikhlasan si pendakwah.

Allah swt berfirman :-

قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَى شَاكِلَتِهِ فَرَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَنْ هُوَ أَهْدَى سَبِيلاً
Ertinya : Katakanlah: ""Tiap-tiap orang berbuat amalan menurut keadaannya masing-masing"". Maka tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya" ( Al-Isra : 84 )

Ibn Abbas menyatakan erti "syakilatihi" dalam ayat ertinya " sudut masing-masing", manakala sebahagian lain mengatakan berdasarkan niat masing-masing( At-Tabari, 15/154 ; Al-Qurtubi, 10/322)

Buat pihak yang suka dan berhasrat untuk mengutuk kerja dan usaha baik orang lain, sedarilah anda sebenarnya sedang MELAKUKAN DOSA dan menjauhkan orang dari Islam dan hidayah Allah. Disebutkan dalam sebuah hadis :-

‏لا تحقرن من المعروف شيئا ولو أن ‏ ‏تلقى أخاك ووجهك منبسط

Ertinya : "Janganlah kamu mencela apa jua perkara kebaikan (yang dilakukan) , walaupun hanya sekadar seseorang bertemu saudaranya dengan wajah yang senyum dan riang.." ( Riwayat Ahmad , dari hadis Jabir , no 19717 )
Justeru, apa jua kebaikan yang mampu diusahakan oleh seseorang, kita ditegah untuk memperlecehkannya.

Sekian,

Zaharuddin Abd Rahman
www.zaharuddin.net

24 Jun 2008

Read more
0

Ayuh Bangun..!!


Ayuh Bangun Semula..



ku doakan kepada semua para pejuang agama yang berada di Palestin..
agar mereka yang gugur di medan dinobatkan sebagai syuhada'..
yang mewarisi syurga-syurga-MU Allah..

ALLAHUAKBAR...!!

ESOK EXAM TERAKHIR TAHUN 2 PERUBATAN.. DOAKAN KEJAYAANKU..

Read more
0

Anugerah Yang Dizalimi

Bismillah Ar-Rahman Ar-Rahim

Mari kita melihat antara babak-babak menarik dalam kisah hidup Al-Imam Ibn Taimiyyah rahimahullah taala anhu yang sering ditohmah oleh mereka yang bencikan mereka. Seperti kata Abul Hasan An-Nadwi, beliau bangkit di tengah-tengah ulamak sufi di mana kerjanya mengampu pemerintah ketika itu dan sangat takut pada pemerintah. Artikel penuh boleh didapati di blog akhuna MASRI As-Salafy. Sila klik untuk membacanya..

Oleh : Mufti Perlis - Sahibus Samahah Dr. Asri Zainul Abidin\

Ibn Taimiyyah (661-728H) atau dikenali dengan Syeikhul Islam Ibn Taimiyyah merupakan cahaya indah yang menghiasi sejarah para ulama gemilang. Beliau ilmuwan terbilang yang tiada tolok bandingnya, lagi pejuang yang berperang menentang menaklukan Tatar ke atas wilayah Islam. Berjihad dengan pena, suara dan pedang.


Satu ketika Ibn Taimiyyah bersama dengan sejumlah ulama Damsyik pergi berjumpa dengan Raja Tatar yang bernama Qazan. Raja Tatar tersebut mendakwa telah menganut Islam, tetapi melakukan penyelewengan dan kezaliman terhadap umat Islam. Ibnu Taimiyyah masuk untuk menasihatinya. Dengan nada tegas dan mesej yang jelas Syeikhul Islam Ibn Taimiyyah menasihati Raja Qazan berkenaan.

Kata Syeikhul Islam Ibn Taimiyyah kepada penterjemah Raja Qazan: “Beritahu Qazan, engkau mendakwa engkau seorang muslim, aku dengar bersama engkau ramai ulama. Habis mengapa engkau memerangi negeri kami? Bapa dan datuk engkau Hulako dahulu adalah kafir, tetapi mereka tidak menyerang negeri kami, sebaliknya membuat perjanjian. Adapun engkau berjanji tetapi mungkir, berkata tetapi tidak tunaikan.”

Kemudian berlangsunglah dialog antara Ibn Taimiyyah dan Raja Qazan. Selepas itu Raja Qazan berkenaan menjamu sekelian yang hadir ke majlis tersebut dengan hidangan. Kesemua yang hadir makan dengan lazatnya. Namun Ibn Taimiyyah tidak mahu makan. Lalu Raja Tatar itu bertanya: “Mengapa engkau tidak mahu makan?”.

Jawab Ibn Taimiyyah: “Bagaimana aku hendak makan, kesemua ini adalah hasil rampasanmu ke atas harta orang ramai? Kamu pula memasaknya dengan menggunakan kayu yang kamu potong daripada pokok-pokok milik orangramai!”.

Kata Raja Qazan: “Berdoalah untukku”.

Kata Ibn Taimiyyah: “Ya Allah, jika hambaMu ini seorang yang mulia, berperang untuk meninggikan kalimahMu, maka bantulah dia, kuatkan kerajaannya. Namun jika dia berperang kerana menunjuk-nunjuk, untuk mengangkat dirinya dan menghina Islam, maka ambillah tindakan terhadapnya”.

Ulama-ulama yang sedang makan dengan asyik hidangan Raja Tatar itu, masing-masing mengangkat jubah mereka. Lalu Ibn Taimiyyah bertanya mereka: “Mengapa kamu semua mengangkat jubah?”.

Jawab mereka: “Kami bimbang jika Raja memancung kepala engkau, nanti darah engkau akan terkena jubah kami”.

Apabila keluar dari majlis berkenaan mereka berkata kepada Ibn Taimiyyah: “Engkau telah telah membahayakan kami, kami tidak mahu bersama dengan engkau lagi”. Jawab: “Aku pun tidak mahu bersama kamu semua lagi”

(lihat: Ibn Kathir, al-Bidayah wa al-Nihayah, 14/92, Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah).

Read more
0

Maksud Al-Jamaah : Satu Pencerahan


Bismillah Ar-Rahman Ar-Rahim

Oleh : Dr. Nik Mohd Abduh Bin Nik Mhd Nor

Alhamdulillah, ana masih lagi diberikan peluang oleh Allah untuk menulis dan mencoretkan sesuatu walaupun beberapa hari ini terdapat sedikit gangguan dalam blog ana. Namun, ianya tidak lah mematahkan diri ana untuk terus menulis dan menyampaikan apa yang sepatutnya disampaikan. Terlebih dahulu, ana memohon daripada Allah atas apa yang Allah tidak senangi dan ana memohon maaf kepada para pembaca andai ada perkara yang mungkin antum/na tidak bersetuju/bersekali dengan ana. Apa yang ana tuliskan hanyalah beberapa pendapat ana yang kecil, tidak lari daripada kesalahan. Semoga Allah memberikan petunjuk dan hidayah-Nya kepada ana dan juga semua umat Muslimin.

Berbalik kepada perbincangan topik hari ini, ana secara peribadinya tidaklah pakar dan alim dalam perkara ini. Ana cuma menyampaikan ilmu yang telah dikurniakan kepada ana sepanjang ana bertalaqqi dan mengikuti kelas pengajian di sini. Ramai menyangka para pelajar perubatan tidak mempunyai masa yang cukup untuk belajar agama dengan syeikh arab kerana kesibukan. Ana tidak menjadikan kesibukan itu sebagai alasan untuk mengambil sedikit masa mempelajari ilmu agama.

Perkataan al-jamaah selalu disebut-sebut oleh mereka yang bergerak dalam haraki adalah berbeza dengan apa yang apa yang dimaksudkan dalam hadith Rasulullah SAW dan seringkali perkataan ini telah di salah fahami oleh sesetengah daripada para dai. Jamaah yang disebut oleh Syeikh Hassan Al-Banna Rahimahullah taala adalah jamaah daripada jamaah-jamaah Muslimin yang dibentuk selepas tiadanya khalifah. Dengan erti kata lain, jamaah yang dibentuk adalah kumpulan Islam yang ingin memperjuangkan Al-Quran dan As-Sunnah. Antara kefahaman yang salah tentang konsep "al-jamaah" dalam hadith-hadith Rasulullah SAW adalah kebanyakan mereka mengeksploitasikan perkataan "al-jamaah" bagi memaksa para mad'unya untuk tidak lari daripada kumpulannya, atau menjadikan perkataan "al-jamaah" ini sebagai jalan untuk mempengaruhi mad'unya agar tidak ingkar terhadap setiap arahan yang dikeluarkan jemaahnya. Kita tidak boleh semudah itu menilai hadith-hadith Rasulullah SAW dan menjadikannya hujjah untuk kita mengatakan kepada sesiapa yang keluar daripada ketaatan kepada jemaahnya, maka dia akan mati dalam jahiliyyah dan sebagainya.

Apakah takrif "Al-Jamaah"?

Al-jamaah yang disebut oleh Rasulullah SAW dalam kebanyakan hadith memiliki 4 maksud yang berbeza namun semuanya seakan-akan sama.

1)Perjalanan yang dilalui oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
2)As-Sawad Al-A'zhom (Tidak Thabit menurut ramai ulamak)
3)Ahli Ilmu, ahli hadith dan ahli fiqh.
4)Kebenaran/ Al-Haq

Seterusnya, mari kita lihat apakah ulasan para ulamak muktabar tentang maksud disebalik hadith-hadith Rasululullah SAW berkenaan dengan "Al-Jamaah".

MAKSUD 1 :
Perjalanan Yang Ditempuhi
Rasulullah dan Para Sahabatnya



Perkara di atas adalah merujuk kepada beberapa hadith Rasulullah SAW. Antara hadith yang masyhur adalah hadith dari jalan Abdullah Bin 'Amru radhiallah anhuma. Hadith tersebut berbunyi begini :
"..dia bertanya : siapakah Jama'ah yang lepas dari api neraka yang Rasulullah? Baginda menjawab : Apa yang aku dan sahabatku (berjalan) di atasnya.."
(Sahih, Hadith Riwayat At-Tirmizi no.2779 dan dinilai sahih oleh Al-Albani dalam Silsilah Al-Hadith As-Sohihah 3/480)

Oleh itu, bagi sesiapa yang ingin mengetahui apakah yang dilalui oleh para sahabat radhiallahu anhum, mari kita dengar apakah saranan dan nasihat Syeikh Al-Allamah Abu Muzaffar As-Sam'ani. Beliau berkata : "..dengan itu, maka sudah tentu kita mesti mengetahui apakah perjalanan Rasulullah SAW dan para sahabatnya dan tidak akan mengetahui perkara demikian kecuali dengan cara-cara belajar ilmu-ilmu naqli (yang warid dari Al-Quran dan As-Sunnah). Maka, wajiblah kita merujuk kepadannya.."

Ini jelas menunjukkan bahawa perkataan "Al-Jamaah" dalam hadith yang ditanya oleh sahabat Rasulullaha SAW adalah "Ma Ana Alaihi Wa Ashabi" / Apa yang aku dan para sahabatku berjalan di atasnya. Ini jelas bahawa perjalanan itu mestilah diketahui dengan perantaraan nas Al-Quran dan As-Sunnah juga pelaksanaan para sahabat secara naqli yg sahih, sama ada hadith itu mutawatir atau ahad.

MAKSUD 2 :
As-Sawadul A'Zhom / Kumpulan Yang Terbesar



Maksud kedua perkataan Al-Jamaah ini dapat diterangkan oleh hadith-hadith di bawah ini. Namun, maksud Al-Jamaah dari sudut As-Sawadul A'zhom adalah tidak thabit kecuali ianya hanya disebut dalam hadith-hadith dhaif dan dhaif jiddan (hadith riwayat Ishak Bin Rahawiyyah) sahaja di sisi al-Muhaqqiqin. Tetapi, pengertian ini sering disebut-sebut oleh ulamak, bahkan dijadikan alasan oleh ulamak mutaakkhirin untuk menyokong bilangan yang ramai di negeri masing-masing sebagai Ahlussunnah Wal Jamaah. Berikut adalah hadith-hadith yang diberikan komentar dhaif dan dhaif jiddan oleh Syeikh Al-Albani dalam kitabnya Takhrij Hadith Kitab As-Sunnah :

Dari Abi Umamah :
"..Telah terpecah Bani Israel kepada 71 puak, atau dia berkata : 72 puak dan ummat ini (Ummat Muhammad) berpecah lebih dari itu satu puak lagi (73)..ke semuanya di dalam neraka kecuali As-Sawadul A'zhom..."
(Dhaif, Diriwayatkan Oleh : Ibn 'Asim : As-Sunnah no.68, At-Tabrani : Al-Kabir 8035, Majma' Az-Zawa'id : 7/258, Rujukan : Al-Albani - Takhrij Hadith Kitab As-Sunnah no. 68)

Mari kita lihat apakah yang dimaksudkan pula dengan As-Sawadul A'zhom dan Al-Jamaah di sisi para ulamak muhaqqiqin.

1) Berkara Al-Imam Barbahari :
"..yang dimaksudkan dengan As-Sawadul A'zhom adalah Al-Haq wa Ahluhu (yakni kebenaran dan ahlinya). Bukan bilangan ramai sepertimana zahir maknanya..."
(Al-Barbahari, Syarhu As-Sunnah m.s 22)

2) Berkata Al-Imam Ibn Athir :
"..yang dimaksudkan dengan As-Sawadul A'zhom ialah sebahagian ramai dari manusia yang berhimpun atas mentaati sultan dan berjalan menurut yang benar..."
(Ibn Athir, An-Nihayat Fi Gharibil Hadith no. 2/419)

3) Berkata Al-Imam At-Tabari :
"..yang betul dari maksud hadith supaya melazimi Al-Jamaah ialah mentaati amir yang telah dipersetujui untuk dilantiknya selaku amir, siapa yang menderhakainya keluarlah ia dari Al-Jamaah.."
(Ibn Hajar Al-Asqalani, Fathul Bari no 13/37 dab Al-Mubarakfuri, Tuhfatul Ahwazi no 6/384-385)

4) Berkata Al-Imam As-Syatibi :
"..yang dimaksudkan dengan As-Sawadul A'zhom adalah orang yang terdahulu dari ummat Muhammad, mereka itu ialah salaf soleh yang terdiri daripada para sahabat, tabiin dan orang-orang yang mengikuti mereka dan berjalan di atas jalan mereka dari kalangan para imam jalan petunjuk dan orang-orang yang mengikuti mereka dari sekelian ummah.."
(As-Syatibi, Al-I'tisom no. 2/261)

MAKSUD 3 :
Ahli Ilmu, Ahli Hadith dan Ahli Fiqh



1) Berkata Al-Imam Bukhari rahimahullah taala anhu :
"..yang dimaksudkan Al-Jamaah yang diperintahkan oleh Rasulullah SAW supaya umatnya melaziminya adalah ahli ilmu yang mujtahidun, bukan orang-orang awam apalagi yang jahil dan bukan pula ahli bida'ah..."
(Sahih Al-Bukhari 8/156 dan Fathul Bari 13/31)

2) Berkata Abu Isa At-Tirmizi :
"..dan pengertian Al-Jamaah di sisi Ahli Ilmu ialah Ahli Fiqh, Ahli Ilmu dan Ahli Hadith..."
(At-Tirmizi, Sunan At-Tirmizi no 4/467)

3) Berkata Syarf Al-Haq Al-Azhim Abadi :
"..Al-Jamaah ialah ahli Al-Quran, ahli hadith, ahli fiqh dan ahli ilmu yang berhimpun atas dasar mengikut sunnah Rasulullah SAW pada semua keadaan. Mereka tidak mereka-reka secara memesong dan mengubah maksud nas-nas dengan pendapat-pendapat yang rosak..."
(Aunul Ma'bud 12/342)

Pendapat ketiga ini telah disokong dan antara mereka yang berpendapat sama dengan pendapat ketiga ini adalah ulama muktabar yang masyhur Al-Imam Ahmad Bin Hanbali, Al-Imam Ali Madini, Al-Imam Ibnu Taimiyyah, Al-Imam As-Syatibi dan Al-Imam Al-Khatib Al-Baghdadi.

MAKSUD 4 :
Kebenaran / Al-Haq



Apa yang dimaksudkan dengan "Al-Jamaah" dalam hadith-hadith Rasulullah yang meminta kita melaziminya adalah kebenaran atau Al-Haq walaupun kita berada keseorangan tanpa bantuan orang ramai untuk melaksanakan kebenaran tersebut.

1) Berkata Abdullah Ibn Mas'ud radhiallahu anhu :
"..Al-Jamaah adalah perjalanan atau perkara yang selaras dengan Al-Haq/ kebenaran sekalipun kamu seorang diri (yang menjalankan haq itu...)"

Berkata Abu Syamah :
"...sekiranya datang perintah supaya melazimi Al-Jamaah, maka dikehendaki dengannya ialah melazimi kebenaran dan mengikutinya, sekalipun orang yang berpegang dengan Al-Haq itu adalah sedikit bilangannya dan yang menyalahi Al-Haq itu ramai. Kerana sesungguhnya Al-Haq ialah perjalanan yang berada di atasnya oleh Jamaah yang pertama iaitu Nabi SAW dan para sahabatnya dan janganlah kamu mengambil kira dengan bilangan ahli batil yang ramai sama sekali..."
(Abu Syamah, Al-Ba'ith Ala Inkar Al-Bid'a wal Hawadith m.s 22)

Secara kesimpulannya adalah, maksud perkataan Al-Jamaah di sisi para ulamak Ahlussunnah Wal Jamaah adalah :

1) Apa yang Rasulullah SAW dan para sahabatnya yang berjalan di atasnya.
2)Ahli Al-Quran, Ahli Ilmu, Ahli Hadith, Ahli Fiqh.
3)Kebenaran / Al-Haq.

Demikianlah sedikit perbincangan mengenai maksud Al-Jamaah yang terdapat dalam hadith-hadith dan athar-athar. Semoga Allah mengampuni ana sekiranya tersilap dan tersalah dalam menulis. Dan semoga kita semua mendapat keberkatan dan redha Allah setiap masa. Perbincangan ini telah dikutip melalui kelas-kelas agama secara talaqqi dan nukilan dari buku Hakikat ASWJ.

Wassalam

Read more